Selasa, 01 Maret 2016

Guntung payung 01 Maret 2016

Menanggapi tentang KISRUH yang terjadi dalam tubuh Partai berlambangkan Ka'bah (PPP) yang sering muncul baik di media elektronik, koran, bahkan di dunia maya.

Sarimin Rejo Sasmito - tokoh PPP (tahun 1977 - sekarang) pun akhirnya ikut buka suara "Pimpinan-pimpinan PPP yang mengemban amanah di DPP PPP harusnya bisa membedakan antara ISLAH dan PECAH" (01/03/2016)

yang dimaksudkan kelahiran Klaten Tahun 1962 tersebut para pemimpin  baik dari Kubu MUKTAMAR Jakarta maupun dari Kubu MUKTAMAR Surabaya harus lah bisa duduk bersama untuk mencapai ISLAH, bukan sebaliknya yang merasa bahwa mereka adalah yang paling benar.

menurut Bapak Sarimin Rejo Sasmito keputusan KEMENKUM HAM yang mencabut SK sdr. Romy dan kembali mengesahkan SK Hasil Muktamar Bandung Tahun 2011 sudah sangatlah tepat, dan seharusnya dari kedua belah kubu bisa menerimanya dengan baik, bukan malah menentang dan banding, PPP sudah lelah dengan KISRUH yang tak kunjung usai ini, ucap Sarimin Rejo Sasmito yang sudah lama menikmati pahit getirnya berjuang di Partai Berlambangkan ka'bah tersebut.

Harapan dari Sarimin Rejo Sasmito semoga pada MUKTAMAR ke VIII atau yang disebut "MUKTAMAR untuk ISLAH" dapat berjalan dengan lancar, dan berharap dari Ketua Terpilih Muktamar Jakarta (Djan Faried) ikut berpartisipasi dalam MUKTAMAR Islah tersebut, sehingga tidak ada lagi Konflik yang terjadi dan PPP bisa mengikuti PEMILU KADA yang akan datang. konflik/kisruh yang terjadi selama ini tak hanya merugikan PPP di tingkat nasional saja, ini sudah berdampak pada Daerah-daerah. "mudah-mudahan cepat kelar aja lah, CAPEK", tangkasnya.